Saturday, November 28, 2015

SAAT AKU WISUDA

Wisuda. Kata itu tak pernah sedikitpun terlintas ataupun terbesit dalam benak saya. Terlebih saat itu adalah waktu dimana masa perkuliahan dimulai. Euforia menjadi anak kuliahan benar-benar terasa. Masa-masa inilah yang banyak ditunggu oleh para remaja yang akan berpetualang mencari jati diri.

Namun euforia itu tak lagi terasa ketika saya memulai perkuliahan. Mengapa? Karena ternyata saya harus berkuliah menggunakan seragam. Bahkan seragam atasan kemeja putih dan bawahan rok hitam, sebagai tanda bahwa semester satu adalah masa orientasi. Tetapi apalah daya, itu konsekuensi karena saya memilih untuk kuliah di akademi kebidanan. Tepatnya di Akademi Kebidanan Mardi Rahayu Kudus.
Dan perasaan bangga itu terus berlanjut. Terlebih ketika memasuki akhir semester dua. Dimana itu adalah waktu memasuki dunia nyata atau lapangan kerja. Saya dan teman-teman terjun langsung ke tatanan nyata yaitu rumah sakit. Saya bangga ketika saya bisa membantu mereka yang sedang sakit. Mereka sangatlah menghormati dan menghargai saya dan teman-teman meskipun kami hanyalah praktikan.
Waktu pun berjalan, hingga saya memasuki tingkat dua. Itulah masa-masa “berat” dimulai. Disitu saya harus berkutat dengan tugas yang bejibun. Mungkin bagi sebagian orang awam akan mengira bahwa kuliah di kebidanan sangatlah menyenangkan dan membanggakan, tanpa mereka tahu bahwa kuliah di kebidanan justru memiliki tantangan yang luar biasa. Termasuk dalam hal tugas. Hampir setiap hari selalu ada saja tugas makalah. Baik individu maupun kelompok. Belum lagi presentasi, praktikum di laboratorium dan juga role play. Disitulah akhirnya saya berpikir bahwa ternyata kuliah di kesehatan tidak semudah yang dibayangkan.
Akan tetapi, nampaknya rintangan dan tantangan itu tak pernah lelah terus mendera kehidupan. Mereka selalu saja unjuk taring di setiap langkah manusia. Ya, saya kembali menemukan tantangan. Ketika memasuki tingkat akhir. Mungkin ini juga dirasakan oleh sebagian atau hampir semua mahasiswa yang berada di tingkat akhir. Apalagi kalau bukan Laporan Tugas Akhir? Atau skripisi bagi mereka yang S1 (Strata-1). Hal itu seringkali menjadi momok yang akhirnya membuat kelulusan mereka tertunda.
Laporan tugas akhir saya ini berbeda. Laporan ini tidaklah hanya berupa penelitian yang terdiri dari lima bab. Tetapi berupa laporan perjalanan seorang ibu dimulai ketika ia hamil hingga memasuki masa KB atau pemakaian alat kontrasepsi, yang lebih dikenal dengan “Comprehensive Mother Care”. Bisa anda bayangkan seberapa banyak laporan yang harus saya susun. Mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir hingga masa KB. Laporan yang saya susun itu berjumlah 25 bab. Karena di masing-masing tahapan mulai dari hamil sampai KB berisi 5 bab.
Melelahkan bukan? Saya harus rajin mengontrol kesehatan ibu dan si calon buah hati. Saya harus terus memperhatikan kehamilannya agar tetap terjaga dengan baik hingga sampai pada waktunya persalinan. Namun lagi-lagi yang menjadi masalah disini adalah waktu. Karena selama tingkat akhir ini, tugas saya tidak hanya untuk mengurus si ibu yang menjadi target penulisan laporan tugas akhir tetapi juga masalah praktik. Sebab selama tingkat akhir ini masih banyak praktik-pratik dan ujian-ujian yang harus saya jalani. Mulai dari di rumah sakit, di puskesmas dan juga PKL (Praktek Kerja Lapangan) di desa. Dimana di masing-masing praktik itu juga memiliki beban tugas masing-masing.
Namun demi tersandangnya gelas Ahli Madya Kebidanan, saya tetap menjalani itu semua. Perjuangan saya kurang sebentar lagi. Pratik demi praktik pun akhirnya bisa saya lalui dengan baik. Ujian demi ujian pun terlewati. Mulai dari ujian ANC, phantom hingga ujian tahap.
Sedikit demi sedikit lorong menuju garis akhir itu mulai terlihat. Toga seolah sudah melambai-lambai di depan sana. Hal ini membuat saya semakin bersemangat. Perjuangan saya selama ini akan segera terbayarkan dengan gelar yang akan saya sandang.
Tepat tanggal 1 Juli 2015, saya manju untuk sidang laporan tugas akhir. Setelah melalui tahap konsultasi dengan dosen pembimbing yang cukup panjang. Akhirnya laporan tugas akhir berhalaman 435 lembar ini bisa saya selesaikan tepat pada waktunya. Dan berkat pertolongan Tuhan, saya mampu melewati sidang itu dengan baik dan memperoleh nilai yang cukup memuaskan.
Apakah sudah berakhir? Nampaknya belum. Meskipun secara institusi semua tugas dan ujian sudah saya tempuh dan sudah terselesaikan namun masih ada satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan. Yakni Uji Kompetensi Bidan Indonesia (UKBI). Ujian yang diselenggarakan oleh pusat sebagai syarat untuk lulusan bidan memperoleh STR (Surat Tanda Regsitrasi). Dimana ujian itu diselenggarakan tanggal 5 September 2015 kemarin.
Ketika semua itu telah berakhir, tibalah waktu yang ditunggu-tunggu. Apalagi kalau bukan, WISUDA! Hari itu tepat tanggl 22 September 2015, saya resmi mendapatkan gelar Am.Keb. Gelar yang ditunggu-tunggu melalui proses yang panjang dan terjal. Toga yang kemarin hanya melambai-lambai di depan mata, kini dengan anggun saya sandang. Terlebih ketika nama saya dipanggil untuk mendapatkan penghargaan lulusan terbaik dengan predikat cumlaude.
Terimakasih Tuhan, terimakasih papa dan mama terimakasih kalian semua yang sudah membantu saya hingga mimpi ini dapat terwujud. Apa yang sudah saya raih tak akan bisa setinggi ini jika tanpa kalian. Dan inilah saya, sang bidan junior yang sedang merajut asa menuju pribadi yang lebih bermakna. Jaya Bidan Indonesia!

Salam





Inilah Saya, Penulis Amatir Implikasi dari Hobi

Berawal dari hal sederhana. Ketika saya merasa sepi, butuh tempat untuk meluapkan emosi dan mencurahkan isi hati. Tapi apa daya, sekeliling saya hanyalah tembok-tembok berbentuk persegi yang seolah hanya menatap kasian. Akhirnya saya iseng menulis beberapa rangkaian kata yang akhirnya membentuk kalimat, kemudian terangkai menjadi paragraf hingga menjelma menjadi suatu rentetan cerita yang cukup mewakilkan apa yang sedang saya rasakan. Sungguh simple. Dari situ entah mengapa saya menjadi ketagihan. Ketika waktu luang dan tugas-tugas sekolah sudah terselesaikan, saya kembali merangkai cerita yang akhirnya menjadi suatu karya sederhana yang cukup mengesankan menurut saya. Ingat, ini menurut saya. Karena bagi saya akibat sentuhan tangan saya semua itu terwujud.

Awalnya hanya beberapa cerpen dan puisi. Akhirnya karena saya terlalu asik menikmati aktifitas ini, cerita-cerita yang saya susun bertambah banyak. Kini sudah puluhan cerpen yang saya tulis, padahal idenya sepele yaitu berasal dari pengalaman pribadi atau terinspirasi dari hal-hal yang pernah saya baca atau lihat.

Dari cerpen berkembang menjadi novelet hingga menghasillkan novel. Ajaib saya pikir. Ternyata saya mampu juga menghasilkan karya yang fenomenal. Tapi kembali lagi, ini menurut saya. Karena sungguh luar biasa, saya yang awalnya hanya iseng ternyata bisa menghasilkan karya sendiri. Karena saya rasa tidak afdol jika hanya saya saja yang membaca akhirnya saya iseng ikut semacam kompetisi di sosial media. Kompetisi ini tentang peluncuran buku antologi yang membutuhkan cerpen-cerpen pilihan untuk masuk di dalamnya. Dan puji Tuhan, ada beberapa cerpen saya yang masuk. Meski hadiahnya tidak seberapa (hanya sekedar potongan harga bila menerbitkan atau membeli buku dan sertifikat dari sang penerbit) karena itu bersifat self publisher tapi cukup membuat saya sedikit bangga karena setidaknya karya saya bisa dibaca oleh orang banyak.

Dari cerpen beralih ke novel. Karena saya juga ingin supaya karya yang sudah berlembar-lembar saya tulis mangkrak begitu saja akhirnya saya juga iseng untuk menerbitkannya. Meski belum berani ke penerbit mayor. Saya berinisiatif untuk ke penerbit indie terlebih dahulu. Akhirnya 2 novel berhasil. Puas rasanya. Tapi saya masih ingin ada novel-novel lain yang bisa merambah ke penerbit mayor.
Bila dipikir-pikir, sebenarnya menulis bukanlah hal yang saya sukai. Tapi entah mengapa perlahan-lahan saya menemukan kenyamanan tersendiri ketika menulis. Karena bagi saya, ketika menulis saya bisa menjadi apa pun yang saya inginkan dan saya juga bersanding dengan siapapu yang saya mau. Saya bisa menjadi bak sutradara yang menentukan bagaimana alur dan ending cerita. Saya juga bisa mengungkapkan ekpresi tanpa harus koar-koar, melainkan hanya duduk manis di depan laptop dan berselancar ke dunia imajinasi.


Nah, itu sekelumit tentang sisi lain dari diri saya. Ini hobi saya, apa hobimu?


Salam

Friday, November 27, 2015

Stetoskop Pink

Pasti pada bertanya-tanya sama judulnya ya? Hehehe
Lucu kan?
Ini tentang seorang laki-laki muda berstatus coas yang sempat mengusik hati beberapa waktu yang lalu. Memang sudah berlalu sih, tapi bayangannya belum juga sirna #ceilaahhh
Meski sekarang juga udah jarang kontak sih. Paling cuma bbm sesekali aja
Nah tapi yang bikin heran, untuk pertama kalinya si cowok coas berstetoskop pink ini nongol di mimpiku.
Jujur aku sendiri juga heran. Tapi entah kenapa itu cukup mengobati rasa rindu efek lama nggak pernah ketemu.
Apa kabar dia di Jakarta sekarang ya?
Mungkin dia udah jadi dokter sekarang.....
Masih lekat di ingatan wajah imutnya dengan stetoskop pink yang bergelantung di lehernya.
"Kan aku di stase anak, jadi menyesuaikan"
Kata-kata itu yang meluncur dari bibirnya ketika aku bertanya kenapa harus stetoskop pink.
Jawaban yang masuk akal sih hehe
Ah segitu saja deh. Terus membahasnya membuat aku semakin kangen hihihi^^

Salam

Fanfiction Super Junior "The Angel"

Fanfic ini pernah aku post di facebook, di salah satu blog khusus fanfic :D

The Angel

"Sudah sampai saeng." ujar sopir taksi itu padaku. Aku hanya mengangguk lalu membayar sejumlah uang sesuai tarif. Sejenak aku lihat gedung megah yang ada di hadapanku. Gedung itu semakin megah dengan hiasan-hiasan indah yang dipajang di depan gedung itu.
 Aku bergegas turun. Sambil membetulkan gaun berwarna pink yang kukenakan aku berjalan masuk ke gedung itu. Sejenak aku terpana melihat banyak mobil mewah berjajar di depan gedung itu. Ahh aku lupa, orang yang tengah punya acara ini bukan orang sembarangan. Daripada telat lebih baik aku segera masuk. Lalu kuayunkan kakiku memasuki gedung itu.
 Wow !!! Megah sekali. Aku hanya bisa berdecak kagum melihat dekorasinya. Tunggu-tunggu, kenapa aku jadi pusing ya? Hmmm terlalu banyak orang disini. Entah berapa orang yang hadir di acara ini.
 "Hai manis? Akhirnya kau datang juga." tiba-tiba si punya acara itu menghampiriku.
"Angel? Kau menungguku?" tanyaku
. "Pasti. Aku takut kau tidak  datang." Jawabnya.
"Mana mungkin aku tidak datang di acara spesialmu ini Angel? Undangan yang kau kirim untukku saja khusus." Ujarku sambil memandang senyumnya yang manis itu.
 "Ah berhentilah memanggilku Angel. Panggil saja Leeteuk atau Oppa." sahutnya.
 "Aku lebih suka memanggilmu Angel. Karena bagiku kau memang seorang Angel." Jawabku.
 "Ah kau bisa saja. Hmm maaf ya manis, aku harus kesana dulu." Kata Angel kepadaku. Aku hanya mengangguk. Kemudian ia berlalu sambil mengacak rambutku lembut.

 ***
 Banyak sekali tamu-tamu disini. Tapi tak banyak yang kukenal, alhasil tak ada yang mengajakku mengobrol. Aku mengambil segelas cola di meja tak jauh dari tempatku berdiri. Sambil meneguk cola itu kulihat Angel begitu tampan berada di depan. Seharusnya aku yang ada di sampingnya bukan eonnie itu. Huft.
 Kenapa kau tak memilihku Angel? Apa karena umurku yang 20 tahun saja belum genap? Tapi aku yakin aku cukup dewasa untuk mendampingimu. Huft. Kenapa kau tak memilihku Angel? Apa karena umurku yang 20 tahun saja belum genap? Tapi aku yakin aku cukup dewasa untuk mendampingimu. Andai kamu tahu jeritan hatiku. Sakit rasanya. Kau adalah sosok tersempurna di hidupku. Maka tak salah jika aku selalu memanggilmu "Angel".
Aku sadar jika selama ini aku memang hanya bayanganmu. Bahkan tak banyak orang yang tahu jika kau mengenalku, bahkan dekat denganku. Bayangan tetaplah bayangan. Tak akan pernah menjadi nyata.
"Baiklah, sekarang saatnya acara lempar bunga. Bagi para tamu yang ingin mendapat bunga keberuntungan silakan merapat ke depan."
Ahh suara pembawa acara itu membuyarkan lamunanku. Apa? Acara lempar bunga? Apakah aku harus ikut? Aku pasti tidak akan dapat, lihat saja orang-orang itu saja sudah bejibun di depan. Ahh apa salahnya ikut, daripada aku melamun sendirian. Lalu kulihat Angel dan eonnie itu memegang bunga cantik itu erat dan menghadap ke belakang.
 Dan 1......2.....3 mereka melempar bunga itu. Banyak orang di depanku mengambil ancang-ancang untuk merebut bunga itu. Tapi tiba-tiba, hey ! Mengapa bunga itu mengarah padaku? Dan .....hap ! Bunga itu tepat berada di genggamanku. Lalu kudengar sungutan kekecewaan dari orang-orang di sekitarku. Arrrgh ingin rasanya aku berteriak, "Hey !! Aku tak tahu kenapa bunga itu mengarah kepadaku. Aku juga tak ingin mendapat bunga itu." Tapi mengapa justru aku yang mendapat bunga ini? Padahal aku tak menginginkannya. Pertandakah ini? Ahh lupakan.
 Hey, mengapa mereka menatapku dengan tatapan iri seperti itu? Membuatku risih. Lalu aku memutuskan untuk menyingkir ke tempat yang agak jauh dari kerumunan orang-orang itu.

***
Aku menatap bunga cantik di tanganku. Hmmm, memang benar-benar indah.
 "Bunga itu memang cantik tapi tidak manis. Karena hanya kau yang manis." tiba-tiba Angel sudah ada di hadapanku lagi.
 "Ahh rayuan gombal." jawabku dengan wajah bersemu merah.
 "Kau pasti akan segera menyusulku." ujarnya lagi. "Menyusulmu?" tanyaku.
 "Ya, buktinya saja bunga itu jatuh padamu." jawabnya.
 "Aku saja tak menginginkan bunga ini. Aku sama sekali tak berusaha mendapatkan bunga ini." sahutku.
 "Aku tahu, tadi kau hanya diam saja bukan? Tapi justru itu, bunga ini memang mengarah padamu jadi ya keberuntungan untukmu." katanya sambil memasukkan tangannya ke saku celananya.
"Beruntung? Aku saja harus kehilangan kamu, apa masih bisa dibilang beruntung?" tanyaku pelan.
"Hey manis, lihat aku." ujar Angel sambil mengangkat daguku. "Aku yakin kau pasti akan mendapatkan yang 100 kali lebih baik daripada aku. Ada yang lebih pantas untukmu, percayalah." lanjutnya. Tanpa terasa mataku berair dan butiran air itu meluncur dengan sukses di pipiku.
 "Hey jangan menangis. Aku tak ingin melihatmu menangis. Matamu terlalu indah untuk mengeluarkan air mata." kata Angel sambil menghapus air mataku lembut.
"Berbahagialah untukku, saeng." ujarnya lagi sambil memelukku. "Aku dipanggil, sebentar ya." Dan ia pun berlalu.

***
Ya Tuhan lalu siapakah jodohku? Mengapa Kau jodohkan Angel dengan orang lain? Aku berbisik dalam hati. Ahh jawablah Tuhan, siapa jodohku? Brruuggh. Siapa yang menabrakku?
Ahh sampai bungaku jatuh. Lalu aku bergegas mengambilnya dan tak kusangka orang yang menabrakku itu juga mengambil.
 "Maaf nona, aku tak sengaja." jawabnya.
 "Iya, tidak apa-apa. Lupakan." ujarku.

 Tiba-tiba ia mengulurkan tangan dan berkata,"Namaku Dong Hae." Lalu aku membalas uluran tangan itu. Dan saat aku mengenggam tangannya itu aku seperti mendapat jawaban atas pertanyaanku.


Ditunggu commentya bagi yang sudah baca ya ^^
Gomawo

Sekelumit Kisah

Hmmm....mau post apa ya *mikir*
Ternyata aku meninggalkan blog ini sejak tahun 2012 itu berarti udah 3 tahun ya...lama juga ya hihi
Dan selama 3 tahun itu banyak sekali peristiwa-peristiwa penting terlewat yang nggak terdokumentasi di blog ini hehe

Okelah, aku mulai dari sejak lulus dari Smansapa tercinta ya^^
Jadi, sebenarnya cita-cita aku itu pengennya jadi dokter. Klasik ya guys? Kayak kebanyakan anak-anak yang lain. Tapi mau gimana lagi...namanya juga cita-cita.
Ah...tapi sayang, cita-cita itu belum bisa terealisasi bray. Mungkin bukan nasib ya :D
Akhirnya entah bagaimana mulanya aku terjun ke dunia kebidanan. Mungkin karena masih berkerabat dekat sama kedokteran ya...
Aku pikir kuliah di kebidanan itu enak guys, ternyata berat. Berat kalau dipikir berat sih, tapi toh nyatanya aku bisa nyelesain juga.
Banyak suka duka disini, Akbid Mardi Rahayu.
Nggak cuman tawa yang menghiasi tapi terkadang juga air mata loh
Tapi disini juga aku nemuin sahabat-sahabat gokil yang nggak bakal ada di tempat-tempat lain wkwkwk
Yang bikin aku nggak habis pikir itu tugasnya guys
Nggak cuman tugas paper atau makalah, tapi juga tugas tulis tangan and presentasi.
Kayaknya dosen itu kejam gitu...
Hahaha tapi itulah pengalaman yang tak terlupakan

I'm Come Back

Haiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Akhirnya setelah sekian lama aku tak pernah menyambangi blog ini...
Bukan karena sombong, tapi kesibukanlah yang menjadi penyebabnya,,,,
awalnya karena kuliah
Setelah itu pusing cari kerja
tapi akhirnye berjumpa lagi
hihihi

Salam

 Candu ***      Aku berjalan menyusuri lorong Rumah Sakit. Jam kerja shiftku sudah berakhir. Waktunya kembali ke rumah dan merebahkan punggu...