Berawal dari hal sederhana.
Ketika saya merasa sepi, butuh tempat untuk meluapkan emosi dan mencurahkan isi
hati. Tapi apa daya, sekeliling saya hanyalah tembok-tembok berbentuk persegi
yang seolah hanya menatap kasian. Akhirnya saya iseng menulis beberapa
rangkaian kata yang akhirnya membentuk kalimat, kemudian terangkai menjadi
paragraf hingga menjelma menjadi suatu rentetan cerita yang cukup mewakilkan
apa yang sedang saya rasakan. Sungguh simple. Dari situ entah mengapa saya
menjadi ketagihan. Ketika waktu luang dan tugas-tugas sekolah sudah
terselesaikan, saya kembali merangkai cerita yang akhirnya menjadi suatu karya
sederhana yang cukup mengesankan menurut saya. Ingat, ini menurut saya. Karena bagi
saya akibat sentuhan tangan saya semua itu terwujud.
Awalnya hanya beberapa cerpen dan
puisi. Akhirnya karena saya terlalu asik menikmati aktifitas ini, cerita-cerita
yang saya susun bertambah banyak. Kini sudah puluhan cerpen yang saya tulis,
padahal idenya sepele yaitu berasal dari pengalaman pribadi atau terinspirasi
dari hal-hal yang pernah saya baca atau lihat.
Dari cerpen berkembang menjadi
novelet hingga menghasillkan novel. Ajaib saya pikir. Ternyata saya mampu juga
menghasilkan karya yang fenomenal. Tapi kembali lagi, ini menurut saya. Karena
sungguh luar biasa, saya yang awalnya hanya iseng ternyata bisa menghasilkan
karya sendiri. Karena saya rasa tidak afdol jika hanya saya saja yang membaca
akhirnya saya iseng ikut semacam kompetisi di sosial media. Kompetisi ini
tentang peluncuran buku antologi yang membutuhkan cerpen-cerpen pilihan untuk
masuk di dalamnya. Dan puji Tuhan, ada beberapa cerpen saya yang masuk. Meski
hadiahnya tidak seberapa (hanya sekedar potongan harga bila menerbitkan atau
membeli buku dan sertifikat dari sang penerbit) karena itu bersifat self
publisher tapi cukup membuat saya sedikit bangga karena setidaknya karya saya
bisa dibaca oleh orang banyak.
Dari cerpen beralih ke novel.
Karena saya juga ingin supaya karya yang sudah berlembar-lembar saya tulis
mangkrak begitu saja akhirnya saya juga iseng untuk menerbitkannya. Meski belum
berani ke penerbit mayor. Saya berinisiatif untuk ke penerbit indie terlebih
dahulu. Akhirnya 2 novel berhasil. Puas rasanya. Tapi saya masih ingin ada
novel-novel lain yang bisa merambah ke penerbit mayor.
Bila dipikir-pikir, sebenarnya
menulis bukanlah hal yang saya sukai. Tapi entah mengapa perlahan-lahan saya
menemukan kenyamanan tersendiri ketika menulis. Karena bagi saya, ketika
menulis saya bisa menjadi apa pun yang saya inginkan dan saya juga bersanding
dengan siapapu yang saya mau. Saya bisa menjadi bak sutradara yang menentukan
bagaimana alur dan ending cerita. Saya juga bisa mengungkapkan ekpresi tanpa
harus koar-koar, melainkan hanya duduk manis di depan laptop dan berselancar ke
dunia imajinasi.
Nah, itu sekelumit tentang sisi
lain dari diri saya. Ini hobi saya, apa hobimu?
Salam
No comments:
Post a Comment