Fanfic ini pernah aku post di facebook, di salah satu blog khusus fanfic :D
The Angel
"Sudah sampai saeng." ujar sopir taksi
itu padaku. Aku hanya mengangguk lalu membayar sejumlah uang sesuai tarif.
Sejenak aku lihat gedung megah yang ada di hadapanku. Gedung itu semakin megah
dengan hiasan-hiasan indah yang dipajang di depan gedung itu.
Aku
bergegas turun. Sambil membetulkan gaun berwarna pink yang kukenakan aku
berjalan masuk ke gedung itu. Sejenak aku terpana melihat banyak mobil mewah
berjajar di depan gedung itu. Ahh aku lupa, orang yang tengah punya acara ini
bukan orang sembarangan. Daripada telat lebih baik aku segera masuk. Lalu
kuayunkan kakiku memasuki gedung itu.
Wow !!!
Megah sekali. Aku hanya bisa berdecak kagum melihat dekorasinya. Tunggu-tunggu,
kenapa aku jadi pusing ya? Hmmm terlalu banyak orang disini. Entah berapa orang
yang hadir di acara ini.
"Hai
manis? Akhirnya kau datang juga." tiba-tiba si punya acara itu
menghampiriku.
"Angel? Kau menungguku?" tanyaku
. "Pasti. Aku takut kau tidak datang." Jawabnya.
"Mana mungkin aku tidak datang di acara
spesialmu ini Angel? Undangan yang kau kirim untukku saja khusus." Ujarku
sambil memandang senyumnya yang manis itu.
"Ah
berhentilah memanggilku Angel. Panggil saja Leeteuk atau Oppa." sahutnya.
"Aku
lebih suka memanggilmu Angel. Karena bagiku kau memang seorang Angel."
Jawabku.
"Ah
kau bisa saja. Hmm maaf ya manis, aku harus kesana dulu." Kata Angel
kepadaku. Aku hanya mengangguk. Kemudian ia berlalu sambil mengacak rambutku
lembut.
***
Banyak
sekali tamu-tamu disini. Tapi tak banyak yang kukenal, alhasil tak ada yang
mengajakku mengobrol. Aku mengambil segelas cola di meja tak jauh dari tempatku
berdiri. Sambil meneguk cola itu kulihat Angel begitu tampan berada di depan.
Seharusnya aku yang ada di sampingnya bukan eonnie itu. Huft.
Kenapa kau
tak memilihku Angel? Apa karena umurku yang 20 tahun saja belum genap? Tapi aku
yakin aku cukup dewasa untuk mendampingimu. Huft. Kenapa kau tak
memilihku Angel? Apa karena umurku yang 20 tahun saja belum genap? Tapi aku
yakin aku cukup dewasa untuk mendampingimu. Andai kamu tahu jeritan hatiku.
Sakit rasanya. Kau adalah sosok tersempurna di hidupku. Maka tak salah jika aku
selalu memanggilmu "Angel".
Aku sadar jika selama ini aku memang hanya bayanganmu.
Bahkan tak banyak orang yang tahu jika kau mengenalku, bahkan dekat denganku.
Bayangan tetaplah bayangan. Tak akan pernah menjadi nyata.
"Baiklah, sekarang saatnya acara lempar
bunga. Bagi para tamu yang ingin mendapat bunga keberuntungan silakan merapat
ke depan."
Ahh suara pembawa acara itu membuyarkan
lamunanku. Apa? Acara lempar bunga? Apakah aku harus ikut? Aku pasti tidak akan
dapat, lihat saja orang-orang itu saja sudah bejibun di depan. Ahh apa salahnya
ikut, daripada aku melamun sendirian. Lalu kulihat Angel dan eonnie itu
memegang bunga cantik itu erat dan menghadap ke belakang.
Dan
1......2.....3 mereka melempar bunga itu. Banyak orang di depanku mengambil
ancang-ancang untuk merebut bunga itu. Tapi tiba-tiba, hey ! Mengapa bunga itu
mengarah padaku? Dan .....hap ! Bunga itu tepat berada di genggamanku. Lalu
kudengar sungutan kekecewaan dari orang-orang di sekitarku. Arrrgh ingin
rasanya aku berteriak, "Hey !! Aku tak tahu kenapa bunga itu mengarah
kepadaku. Aku juga tak ingin mendapat bunga itu." Tapi mengapa justru aku yang
mendapat bunga ini? Padahal aku tak menginginkannya. Pertandakah ini? Ahh
lupakan.
Hey,
mengapa mereka menatapku dengan tatapan iri seperti itu? Membuatku risih. Lalu
aku memutuskan untuk menyingkir ke tempat yang agak jauh dari kerumunan
orang-orang itu.
***
Aku menatap bunga cantik di tanganku. Hmmm,
memang benar-benar indah.
"Bunga itu memang cantik tapi tidak
manis. Karena hanya kau yang manis." tiba-tiba Angel sudah ada di
hadapanku lagi.
"Ahh
rayuan gombal." jawabku dengan wajah bersemu merah.
"Kau
pasti akan segera menyusulku." ujarnya lagi. "Menyusulmu?"
tanyaku.
"Ya,
buktinya saja bunga itu jatuh padamu." jawabnya.
"Aku
saja tak menginginkan bunga ini. Aku sama sekali tak berusaha mendapatkan bunga
ini." sahutku.
"Aku
tahu, tadi kau hanya diam saja bukan? Tapi justru itu, bunga ini memang
mengarah padamu jadi ya keberuntungan untukmu." katanya sambil memasukkan
tangannya ke saku celananya.
"Beruntung? Aku saja harus kehilangan kamu,
apa masih bisa dibilang beruntung?" tanyaku pelan.
"Hey manis, lihat aku." ujar Angel
sambil mengangkat daguku. "Aku yakin kau pasti akan mendapatkan yang 100
kali lebih baik daripada aku. Ada yang lebih pantas untukmu, percayalah."
lanjutnya. Tanpa terasa mataku berair dan butiran air itu meluncur dengan
sukses di pipiku.
"Hey
jangan menangis. Aku tak ingin melihatmu menangis. Matamu terlalu indah untuk
mengeluarkan air mata." kata Angel sambil menghapus air mataku lembut.
"Berbahagialah untukku, saeng." ujarnya
lagi sambil memelukku. "Aku dipanggil, sebentar ya." Dan ia pun
berlalu.
***
Ya Tuhan lalu siapakah jodohku? Mengapa Kau jodohkan
Angel dengan orang lain? Aku berbisik dalam hati. Ahh jawablah Tuhan, siapa
jodohku? Brruuggh. Siapa yang menabrakku?
Ahh sampai bungaku jatuh. Lalu aku bergegas
mengambilnya dan tak kusangka orang yang menabrakku itu juga mengambil.
"Maaf
nona, aku tak sengaja." jawabnya.
"Iya,
tidak apa-apa. Lupakan." ujarku.
Tiba-tiba ia
mengulurkan tangan dan berkata,"Namaku Dong Hae." Lalu aku membalas
uluran tangan itu. Dan saat aku mengenggam tangannya itu aku seperti mendapat
jawaban atas pertanyaanku.
Ditunggu commentya bagi yang sudah baca ya ^^
Gomawo