Friday, September 25, 2020

 Candu

***

    Aku berjalan menyusuri lorong Rumah Sakit. Jam kerja shiftku sudah berakhir. Waktunya kembali ke rumah dan merebahkan punggungku yang rasanya sudah pegal dan kaku. Pasien hari ini cukup banyak sehingga membuatku bekerja lebih keras dari biasanya. 

    "Lun, tunggu." Ada yang memanggil. Langkahku terhenti.

    Lalu ada seseorang yang datang menghampiriku. Gendhis.

    "Iya, Dhis? Ada apa?" tanyaku sambil merapikan letak tas yang ada di lenganku.

    "Aku minta tolong berikan rekam medis pasien ini ke poli penyakit dalam 03 ya. Kamu lewat sana kan?" Balas Gendhis. 

    Aku mengangguk. Kuterima satu berkas rekam medis itu. "Baiklah, Dhis. Ada lagi?"

    "Tidak kok. Hanya itu. Terimakasih, Lun." Ujar Gendhis sambil tersenyum manis.

    Setelah itu aku berpamitan. Langkahku terayun menuju ke poli penyakit dalam 03. Kulihat bangku-bangku ruang tunggu di depan poliklinik sudah mulai kosong. Hanya ada beberapa orang yang duduk disana. Dan satu-satunya poli yang masih buka hanyalah poli penyakit dalam 03.

    Aku berdiri di depan pintu, menelisik keadaan di dalam. Tampak ada seorang pasien yang sedang berkonsultasi dengan seorang dokter. Namun tak lama pasien itu berdiri dan berpamitan sambil mengucapkan terimakasih.

    "Eh mbak Luna. Ada apa?" Aku sedikit terkejut saat tiba-tiba perawat yang bertugas keluar menghampiriku.

    "Siang Bu Ratri. Mau menyerahkan rekam medis ini. Titipan dari Gendhis."

    "Masuklah. Saya ke Kassa dulu ya."

    "Baik bu."

    Bergegas aku masuk. Disana aku menemukan seorang laki-laki berkacamata memakai masker tampak sedang menulis rekam medis pasien.Untuk sepersekian detik aku terdiam. Sampai akhirnya ia tersadar dengan keberadaanku dan melihat ke arahku.

    "Siang dok. Ada titipan rekam medis untuk dokter."

    Ia tampak menganggukan kepala lalu membetulkan letak kacamatanya.

    "Ohh, baiklah. Terimakasih ya." Ujarnya lembut.

    Aku teringat sesuatu. Bukankah seharusnya poli ini adalah polinya dokter Putra. Kenapa bukan dokter Putra yang bertugas?

    "Ada lagi?" 

    Lamunanku buyar seketika.

    "Tidak dok. Baiklah saya pamit dulu." Aku jadi sedikit kikuk. Duh, bisa-bisanya aku melamun di depannya.

    "Tunggu. Bukankah kamu yang kemarin kutemui di depan ruang bedah?"

    Aku mengurungkan langkahku. Sambil menatapnya aku berusaha mengingat memori hari kemarin. Tak berselang lama ia melepaskan maskernya sambil tersenyum. Dan ku akui senyumnya itu manis. Sungguh!

    "Ingat kah?" Tanya nya lagi.

    "Iya ingat dok. Yang dokter bertanya dimana poli penyakit dalam kan?" balasku.

    Iya mengangguk pelan. Lagi-lagi sambil tersenyum. Tolong, aku bisa diabetes lama-lama disini!

    "Betul. Saya Saga." Ujarnya sambil mengulurkan tangan.

    "Saya Kaluna dok. Panggil Luna saja." Sambil membalas uluran tangannya.

    "Salam kenal Luna. Terimakasih atas bantuannya kemarin."

    "Dokter baru disini ya dok?"

    "Bukan. Saya hanya menggantikan Putra. Kebetulan dia lagi ada simposium di luar kota."

    Aku hanya ber-ohh ria sambil mengangguk-angguk. Setelah kurasa cukup, aku bergegas berpamitan. Meninggalkan senyumnya yang masih membekas di pelupuk mata, penyebab penyakit diabetes kedua setelah gula. Tolong maklumi hiperbolaku ini.

***

    Siang ini begitu terik. Waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 tapi masih saja panas. Pemanasan global memang sudah separah ini. Lapisan ozon sudah menua. Sudah tak mampu melindungi kita dari sinar matahari. Ah sudahlah, pikiran macam apa ini. Lebih baik aku segera meluncur pulang. Kalau kesorean bisa-bisa tidak dapat angkot. Maklum motor sedang tidak bersahabat. Ngambek sepertinya.

    Aku duduk di seberang rumah sakit, di depan sebuah warung. Kulihat di sebelah timur ada semburat mendung menyelimuti. Cuaca sepanas ini, akankah turun hujan? Manakah yang akan menang, ketika panas dan mendung beradu. Cukup Luna, fokuslah menunggu angkotmu. Aku sudah seperti anak indie yang lekat dengan syair dan puisi. Hahaha.

    Namun perlahan mendung itu berjalan. Sehingga terik panas yang sebelumnya begitu membara, berganti menjadi suasana sendu mendung. Sebentar lagi mungkin saja turun hujan, dan aku tak membawa payung. Bolehkah aku berharap ada seorang pangeran tampan berkuda putih menjemputku dan mengantarkanku pulang. Harapan macam apa ini. Tuhan pun pasti akan tertawa mendengar permintaan ini. Astaga Luna.

    Tiba-tiba ada mobil berhenti tepat di depanku. Dan kaca mobil pun turun perlahan.

    "Luna?"

    "Dokter Saga?"

    "Mau pulangkah?"

    Aku mengangguk.

    "Mau bareng?"

    Tuhan, apakah Engkau mengabulkan permintaanku kali ini? Aku tadi hanya bercanda, tapi Engkau seserius ini Tuhan. Oh my God!

    "Bagaimana, Lun. Mau?"

    Astaga, sampai aku tak menggubris pertanyaannya.

    "Kalo tidak keberatan dok."

    "Dengan senang hati. Masuklah."

    Sekali lagi aku mengangguk. Dengan hati-hati aku membuka pintu dan masuk ke mobil. Kulirik sekilas ada beberapa pasang mata yang melihat ke arahku dengan tatapan bertanya. 

    "Kamu menunggu siapa?" Tanya dokter Saga saat mobil mulai melaju pelan.

    "Angkot dok. Kebetulan tidak pakai motor hari ini."

    "Jangan panggil "dok". Cukup saat di rumah sakit saja."

    Lagi-lagi ia tersenyum. Duh, candu!

    "Kupanggil "kak" saja kalau begitu."

    Ia mengangguk sambil menatapku sekilas. Lalu kembali menatap ke depan. Setelah itu hening. Hanya suara mesin dan lalu lalang kendaraan yang terdengar, diiringi rintik hujan yang mulai turun. 

    "Kak......"

    "Hmm..."

    Suaranya saat mengatakan "hmm" dengan manja membuatku sedikit terkesiap hingga aku terdiam.

    "Ada apa, Luna?"

    "Eh iya, dok. Eh Kak, di rumah sakit sampai kapan?"

    Ia tertawa pelan melihat aku yang sempat salah tingkah.

    "Sampai Putra pulang. Dia belum memberi kabar lagi. Mungkin besok dia pulang. Jadi ya bisa saja besok terakhir aku menggantikannya."

    "Ohh begitu. Ku kira akan menetap, Kak."

    Ia tersenyum lagi. Baiklah, aku mulai terbiasa dengan jenis candu baru ini. 

    "Bagaimana kalau kita makan dulu."

    "Emmm....."

    Aku sebenarnya merasa tidak enak. Aku belum lama mengenalnya tapi sudah merepotkan. Diantar pulang saja aku sudah sangat berterimakasih.

    "Anggap saja sebagai ucapan terimakasihku karena kamu sudah membantuku kemarin."

    Mungkin ia tahu apa yang aku pikirkan.

    "Baiklah."

    Tak lama kemudian, kami sampai di sebuah cafe. Dengan rintik hujan yang masih mengiringi dan hawa dingin yang menyeruak. Lalu sembari makan, ia menceritakan tentang dimana sebenarnya dia bekerja, dimana asalnya dan sebagainya. Ada cukup banyak hal yang ia ceritakan. Aku tak punya cukup ruang untuk menceritakannya disini, jadi jangan penasaran ya. Haha.

    Disitu kami pun bertukar media sosial. Saling follow instagram dan nomor whatsapp. Bersendau gurau dan tertawa dengan humor receh yang kami ceritakan masing-masing.

    ***

    "Apa yang kamu pikirkan tentang sebuah quotes yang mengatakan kamu bisa berencana menikah dengan siapa, tapi kamu tak bisa memilih jatuh cinta dengan siapa."

    Aku terhenyak. Saat di tengah perjalanan pulang tiba-tiba ia menanyakan hal ini.

    "Aku setuju dengan kata-kata itu, Kak. Karena cinta suka datang tiba-tiba tanpa pernah kita rencanakan sebelumnya."

    "Iya kamu benar. Cinta itu gila. Terkadang tak memandang status, tak memandang teman, ketika cinta sudah bicara semua bisa ambyar seketika."

    "Itu juga kah yang kamu alami kak?"

    Kulihat mimik mukanya berubah. Ada sendu yang tersirat disana. 

    "Aku sudah lama......"

    Ia terdiam. 

    Aku masih menatapnya sambil menunggu kelanjutan kata-katanya. Wajahnya yang kuakui memang tampan, membuatku terpaku di awal bertemu. Jika bisa kubilang ia sempurna. Tampan, seorang dokter spesialis lulusan kampus bonafit, baik. Lengkap bukan?

    "Aku divorce, Lun."

    Degg! Aku terhenyak. Terdiam.

    "Benar ini gang rumah kamu, Lun?" Ujarnya kemudian.

    "Eh.....emm iya kak. Aku turun disini saja, tinggal jalan 10 meter."

    "Apa aku perlu bilang ke orangtua kamu kalau aku mengajakmu makan dan pulang telat?"

    Aku menggeleng. "Nanti biar aku yang bilang."

    Lalu bergegas aku turun. Dan setelah berpamitan, ia melajukan mobilnya. Meninggalkan aku yang masih terpaku menatap mobil putihnya yang berjalan menjauh.

    Masih ada yang tertinggal. Bukan wangi parfumnya yang wangi wajar, bukan senyumnya yang jadi candu. Tapi kata-kata "Aku divorce, Lun."

***

    Waktu berlalu. Pertemuan kami waktu itu menjadi pertemuan terakhirku dengan Kak Saga. Setelah itu ia tak ada kabar lagi. Aku memakluminya, ia pasti sibuk. Jadi aku tak mempermasalahkan itu. Aku hanya cukup mengaguminya. Perkenalan dan pertemuan singkatku dengannya tak cukup menjadi alasan kuat untukku berharap lebih. 

    Mengenalnya membuatku belajar, bahwa tak ada manusia yang sempurna. Bahkan manusia dengan banyak kelebihan pun ternyata memiliki kekurangan yang tak pernah kita duga.

    Oh iya, hari ini aku pulang lebih awal karena kebetulan yang shift siang datang lebih awal. Pasien tal terlalu banyak, jadi pekerjaan sudah selesai lebih awal. Aku bergegas segera pulang. Sejak siang mendung menyelimuti, aku takut hujan turun sebelum aku sampai rumah. Kali ini aku kembali naik angkot. Bukan karena motor ngambek. Tapi karena motorku dipakai adek. 

    "Luna....."

    Langkahku terhenti. Ada suara yang cukup familiar memanggilku. 

   Aku terhenyak saat aku melihat siapa yang memanggilku. Ia masih sama. Masih dengan senyumnya yang selalu menjadi candu. 


-selesai-

-cynthia-

25-09-2020

21.01


Thursday, September 24, 2020

 Semu

Aku pernah mengenal

Sosok rupawan dalam bayang

Memberiku angin segar

Membawa tawa dan sukacita

Sejuta janji ia utarakan

Bermaksud ingin meminang

Begitu hati ingin melayang

Menanti waktu untuk segera terbang

Menjemput harapan

Namun....

Perlahan kumenemukan

Ia tak pernah nyata

Tak pernah kutahu siapa sebenarnya

Penipu ulung!

Ia semu

Meski suaranya masih membayang

Janjinya masih terngiang

Ia hilang.....

Menyisakan kesal dan kenangan


-cynthia-

24 September 2020

17.32 p.m

Sunday, March 24, 2019

KOSONG!

Pernahkah kamu meraskaan saat hatimu benar-benar hampa?
Saat kamu belum merasakan kehadiran cinta dalam hatimu lagi?
Percayalah, itu sungguh tak mengenakkan sama sekali.
Harus menghabiskan waktu berteman sepi.
Aku ingin sekali jatuh cinta lagi. Sangat!
Tapi hati ini tak kunjung menemukan pelabuhan yang tepat.
Semua hanya hilir mudik, datang silih berganti.
Sekedar singgah, tanpa ingin untuk menetap.
Lelah. Hati ini lelah hanya menjadi tempat pengungsian.
Tapi menemukan yang sang pelabuhan bukanlah suatu hal yang mudah.
Aku percaya, jalanku sudah disurat oleh yang Maha Kuasa.
Pada waktu yang ditentukanNya, aku akan berjumpa.



Gambar : https://twitter.com/penerbitkosong/status/553058099125174274

-cynthia-
24-03-2019

Wednesday, February 28, 2018

Mencintai, Bisakah Berhenti?

Kali ini aku mau bicara soal mencintai. Bukannya aku sok tahu tentang cinta sih. Ini cuma sekedar pendapat pribadi aja. Cuma sekedar ingin membagikan apa yang jadi uneg-uneg di hati. Daripada dipendam mending dicurahkan. 
Awal mulanya kenapa aku ingin membahas ini adalah berawal dari aku yang nggak sengaja nonton sinetron di salah satu televisi swasta. Nggak perlu disebutkan lah ya. Pokoknya salah satu sinetron yang lagi hits banget di masyarakat. Banyak orang yang akhirnya baper alias kebawa perasaan gara-gara sinetron ini.
Nah di salah satu episode sinetron itu, ada sebuah adegan dua sejoli yang saling mencintai. Namun tak bisa bersama karena jalan hidup mereka sudah berbeda. Namun disitu si tokoh lelaki berkata "Aku tak bisa berhenti mencintaimu." Si tokoh perempuan berkata, "Kamu nggak bisa kayak begini terus. Kita udah berbeda. Kita hanyalah masa lalu. Kamu harus kembali pada keluargamu. Ada anak dan istrimu menunggu."
Yups, tahu dong kalau mereka adalah korban CLBK alias Cinta Lama Bersemi Kembali. Sesungguhnya mereka adalah masa lalu. Yang sudah sangat lama berlalu. Namun tanpa sengaja bertemu lagi dan akhirnya ada benih cinta bersemi. 
Yang mau aku tanyakan adalah, kenapa si laki-laki harus tak bisa berhenti mencintai? Padahal sudah bertahun-tahun mereka berpisah, dan ia hidup baik-baik saja kan?
So, apakah benar mencintai itu tak bisa berhenti?
Sebelumnya aku mau bahas dulu tentang definisi mencintai deh. Menurut aku, mencintai itu adalah ketika kita memiliki perasaan yang tak terdefinisikan, dan kita tak tahu mengapa memiliki perasaan semacam itu pada seseorang. Itu pengertian yang paling simpel sih. Tapi menurut aku setidaknya itu udah mewakili pengertian mencintai kok.
Nah kembali lagi ke pertanyaan yang tadi. Menurut aku nih ya, mencintai itu BISA berhenti kok. Bisa banget malahan. Kenapa aku bisa bilang begitu? Ya karena aku pernah mengalaminya. 
Memang benar, ketika kita mencintai seseorang dengan sangat dalam akan susah melupakannya. Tapi susah kan? Bukannya tidak bisa. Semua itu kembali pada diri kita. Kalau kita niat dan sungguh-sungguh, pasti bisa. Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini. 
So, kalau ada yang bilang mencintai itu nggak bisa berhenti, aku sih bilang itu bulsyit. Mungkin bukannya nggak bisa berhenti mencintai, tetapi kamu sendiri yang nggak ingin berhenti mencintai. So, mencintai itu mesti realistis gaes. Kalau sekiranya dengan mencintai orang itu kamu justru tersakiti, buat apa juga terus mencintai? Mungkin berkorban boleh lah, tapi harus tahu batas. Kalau pengorbananmu dihargai sih nggak masalah. Nah kalau nggak? Mending berhenti aja deh. Nggak ada gunanaya. Buang-buang waktu.
Setidaknnya itu opini aku sih. Kalian punya opini sendiri? Silakan. Setiap orang punya hak untuk berpendapat kok. Aku tak memaksamu untuk setuju. Kalaupun kamu tidak setuju. Aku tak peduli.
Sedikit mengutip kata-kata Dilan yaa 
So, let me say " Mencintai itu harus mengenal logika. Ketika mencintai sudah tidak pada tempatnya, maka berhentilah."

-cynthia-
28-02-18
Source : google.co.id


Saturday, February 24, 2018

Tips Move On

Kali ini gue mau bicara soal Move On. Pasti sudah tahu artinya dong? Dan kata ini pasti udah familiar di telinga kalian. Move On itu erat kaitannya dengan patah hati. Sebab, dimana ada patah hati pasti disitu harus ada Move on sebagai jalan keluarnya. Bukan mau curhat sih, tapi gue memang pernah mengalami. Dan disini gue mau share soal move on. Ini berdasarkan pengalaman gue aja sih. Mungkin berbeda dengan kalian, tapi siapa tahu bisa sedikit membantu kalian yang saat ini tengah merasakan patah hati yang berkepanjangan dan mengalamai gagal move on. 
Jangan bilang move on itu sulit. Mudah kok, asal kita ada niat dan mau berusaha. Semua kembali ke diri kita masing-masing. Biklah, ini tips dari gue :


1. Mulailah menganggap dia tidak ada lagi dalam hari-hari kalian
Ini susah bangets gaes. Gue juga ngerasain. Awalnya selalu chat, sering telfon, sering video call eh tiba-tiba dalam sekejap semua lenyap gitu aja. Ini cuma soal pembiasaan kok. Kita hanya perlu mulai membiasakan diri tanpa si dia. Dulu sebelum kenal dan deket sama dia kita bisa kan melakukan semua sendiri. Nah sekarang setelah nggak ada dia so kenapa harus nggak bisa? Jangan biarkan kita terus-terusan ngerasa lemah. Kalian harus realistis. Tanamkan dalam hati kalian bahwa dia sudah pergi, dia sudah tidak ada. So, lakukan semua seperti sebelum kalian mengenalnya.


2. Berhenti untuk menghubunginya, stop stalker
Ini juga nggak kalah susah. Setelah putus pasti masih ada tuh rasa yang menggebu-gebu buat menghubungi dia lagi. Rasa itu nggak salah kok. Itu wajar. Gue juga ngalamin. Hehehe. Tapi cobalah untuk menahan itu. Jangan kasih toleransi pada hati. Kalo tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi? Kalian nggak perlu kok blokir akun-akunnya atau hapus akun sosmednya. Biarkan aja. Tapi yang perlu kalian lakukan adalah cukup perhatiin aja. Nggak usah sok-sok komen di status-statusnya. Itu hanya akan bikin dia ge-er karena seolah kalian masih berharap. Dan satu lagi yang penting. Nggak usah stalker! Kalau nanti ujung-ujungnya bikin sakit sendiri, kenapa masih cari tahu? Nah ini klasik banget, dan cewek banget pastinya. Udahlah, sekarang udah nggak ada kata "kita" lagi diantara kalian. Yang ada hanya "aku" dan "kamu". So, kenapa harus cari tahu soal dia? Lagian apa untungnya sih? Daripada ntar ujung-ujungnya mewek, mending udah deh. Nggak usah nyakitin diri sendiri gaes. 


3. Ketika dia menghubungi, balas sewajarnya
Nah ini juga godaan. Bahkan godaan paling berat menurut gue. Saat udah berhasil sedikit melupakannya eh dia malah chat dengan kata-kata yang manis, Wah itu bikin usaha move on yang udah 90% nih jadi down balik ke 5%. Nah, ketika hal itu terjadi. Udah deh, stop baper. Anggap aja dia mau silaturahmi sama kalian. Balas dengan kata-kata wajar yang nggak menunjukkan kalau kalian tuh bahagia banget ketika dia menghubungi, meskipun aslinya iya sih, Hahaha. Oops!
Pokoknya harus terlihat bahwa kalian baik-baik aja dan udah menganggap dia nggak spesial lagi. Jangan sampai dia sampai ge-er karena berhasil memporak-porandakan hati kalian.

3. Cari teman curhat yang bisa dipercaya
Nah ini penting gaes. Beban kalau ditanggung sendiri tuh rasanya berat. Ntar lama-lama malah jadi stres dan penyakit. So, mending beban itu dibagi. Tapi juga baginya harus ke orang yang tepat ya. Jangan sampai kesedihan kalian malah jadi perbincangan dan gosip hanya karena kalian salah memilih orang buat cerita. So, kalian harus cari orang yang bener-bener tepat, yang bisa jaga rahasia dan kasih solusi. Dan juga, orang itu nyaman diajak cerita, kalian juga nggak jaim buat nangis tersedu-sedu di depan dia.

4. Jalan sama temen, hangout atau piknik bareng sahabat dan keluarga
Percaya deh, dengan kalian menghabiskan waktu bareng temen, sahabat atau keluarga, kalian pasti jadi nggak baper lagi karena keinget doi. Pokoknya jangan tolak ajakan temen yang ngajak kalian buat jalan bareng atau sekedar hangout muter-muter mall. Dengan begitu kalian bisa ngerasain bahwa dunia ini dan hari-hari kalian itu nggak melulu soal doi. Masih ada banyak hal yang bisa kalian lakukan. Hidup ini nggak akan kelar hanya karena putus cinta kok. So, ngapain harus berlarut-larut memikirkan dia yang belum tentu dia juga memikirkan kalian? 

5. Jangan menutup diri
Maksudnya adalah kalian harus terbuka sama orang lain gaes. Terbuka dalam hal relasi. Misal nih, ada lawan jenis yang ngajak kalian kenalan, atau kalian bertemu orang-orang baru. Coba deh untuk mengenal mereka. Nggak usah menutup diri. Perbanyak teman, perbanyak relasi. Cara ini ampuh untuk mengalihkan perhatian kalian supaya nggak selalu mikirin doi. Ada kata-kata nih "Kalau ingin melupakan yang lama, harus cari yang baru". Nah itu betul banget gaes. Cari yang baru disini bukan berarti harus dapet pacar baru ya, Tapi bisa dalam bentuk temen baru. Siapa tahu diantara mereka yang baru mengenal kalian lama kelamaan ada yang cocok di hati kan?

6. Belajar mengampuni/memaafkan
Biasanya nih ketika putus cinta, kita bakan kesel atau benci banget sama dia. Pokoknya rasanya tuh pengen maki-maki atau marah lah. Itu wajar sih gaes. Siapa sih yang nggak kesel, apalagi kalau diputusin. Tapi jangan sampai kesel atau marah kalian itu berlebihan ya. Sewajarnya aja. Dan yang terpenting adalah cobalah memaafkan dia. Anggap aja mungkin dia khilaf. Tuhan aja memaafkan umatnya kan. Masa kita nggak? Dengan memaafkan, kalian pasti akan lebih lega dan bisa "let it flow" tanpa beban. Yang lalu biarkan berlalu.

7. Jangan cari pelarian
Penting nih gaes. Ketika kalian merasa sulit move on, jangan sampai cari pelarian. Karena hal itu hanya akan mempersulit move on kalian. Maksud hati pengen cepet move on dan nunjukkin ke dia kalau udah punya yang baru eh ternyata malah kalian sendiri yang makin kepikiran dia dan justru dia udah nggak peduli lagi alias nggak ngefek kalian udah punya yang baru atau belum, Nah malah kalian sendiri kan rugi? Lagipula kasian juga si dia yang jadi pelarian gaes. Dia udah sayang beneran eh ternyata cuma jadi tempat pelarian. Dan kalian juga pasti nggak pengen kan jadi tempat pelarian?

8. Hapus foto-foto dan jauhkan apapun yang berkaitan dengan dia 
Meskipun berat, tapi ini harus kalian lakukan. Kalau foto-foto doi masih bertengger di hape kalian, gimana kalian bisa lupain? Yang ada ntar ujung-ujungnya baper mulu. Gue tahu itu berat dan susah gaes, tapi itu untuk kebaikan kalian. Selain foto, juga barang-barang atau apapun yang berkaitan dengan doi harus kalian singkirkan dari jangkaun mata. Umpetin dulu deh, atau kalau nggak penting bisa dikasih ke orang lain. Pokoknya dalam keseharian kalian jauhkan dulu dari barang-barang yang berbau mantan.

9. Jangan banding-bandingkan seseorang dengan mantan
Ini juga nggak kalah penting. Ketika kalian kenal dengan orang baru atau mungkin sedang dekat dengan dia, jangan sampai kalian membanding-bandingkan dengan mantan. tentu jelas beda gaes. Dia tetaplah dia dan mantan tetaplah mantan. Semakin kalian membanding-bandingkan dia, hal itu makin mengingatkan kalian sama mantan. So, jangan lakukan itu. Tiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

10. Berdoa dan ambil hikmahnya
Yang terakhir dan paling penting. Berdoa. That's right. Ngomong sama Tuhan dari hati ke hati. Minta sama Tuhan supaya diberi kekuatan dan kemampuan untuk segera melupakannya. Jangan sampai banyak protes dan menyalahkan Tuhan ya gaes. Tuhan pasti punya rencana kenapa kalian harus sampai putus cinta bahkan susah move on. Tuhan mau mneyelamatkan kalian dari cinta yang salah. Tuhan ingin kalian lebih kuat dan dewasa. Kalau nggak begitu nanti ke depannya kalau ada masalah yang lebih berat kalian malah nggak bisa menghadapi. Semua pasti membawa dampak yang baik buat kalian. Inget gaes, semua indah pada waktunya.

Nah itu tips dari gue. Itu juga yang gue lakuin ketika kemarin gue putus sama pacar gue. Bisa dibilang ini pengalaman pribadi gue yang berharga. Emang susah sih, nggak segampang kalau ngomong. Tapi setidaknya kalau mau mencoba, pasti nggak ada yang nggak mungkin. Satu hal lagi deh, mantan itu nggak salah, belum bisa move on juga nggak salah, tapi yang salah adalah kalau kita nggak mau berusaha buat move on dan bangkit. Semua nggak ada yang sulit, semua mudah asal ada kemauan dan niat. 

-cynthia-
24-02-18

Wednesday, February 21, 2018

Tanya

Inginku sekedar bertanya
Siapakah dirimu?
Mampu membuatku terdiam, bemimpi
Kurasa Tuhan hanya sekedar bercanda
Menciptakanmu di bumi ini
Karena mungkin maksudnya hanya sekedar pamer


-cynthia-
20-02-18
21.30

Thursday, December 21, 2017

Menjelang Akhir 2017

Hai akhir tahun.....
Hai Natal yang selalu bergandengan dengan tahun baru.....
Sebentar lagi aku akan menjemputmu
Tak terasa satu tahun berlalu
Banyak kisah di tahun ini. Ada suka, duka, manis dan pahit
Semua menjadi hiasan Indah yang mewarnai hari-hari
Di tahun ini, aku banyak mengenal seseorang yang baru
Aku mengunjungi tempat yang baru
Dan yang paling mengesankan adalah aku punya pacar baru. Setelah sekian lama yaa
Tapi akhirnya jadi mantan juga sih, haha
Dan ironisnya, aku masih sendiri sampai menjelang akhir tahun ini
Bukannya belum bisa move on, hanya saja sedang berusaha mencari yang benar-benar "terbaik".
Dan itu susaaaahhhh....
Tapi ya itu proses
Semoga nanti di tahun yang baru, aku juga akan gandeng pacar baru
Ups, bukan cuma pacar. Tapi calon teman hidup ^^
Amin :) Xixixi
21-12-2017
22.40

 Candu ***      Aku berjalan menyusuri lorong Rumah Sakit. Jam kerja shiftku sudah berakhir. Waktunya kembali ke rumah dan merebahkan punggu...